Wiro Sableng #172 : Empat Mayat Aneh
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : MALAM JAHANAM DI MATARAM
PUNCAK Bukit Batu Hangus, dini hari menjelang pagi. Udara dingin luar biasa karena hujan lebat baru saja berhenti. Tiupan angin seperti sembilu menyayat jangat, menusuk tulang sumsum. Dalam cuaca yang masih gelap kelihatan jelas delapan benda bersinar mengapung di udara, mengelilingi puncak bukit. Itulah delapan jimat yang dilemparkan Eyang Dukun Umbut Watukura bersama Panglima Pasukan Kerajaan Garung Parawata, Soka Kandawa Tabib Sepuluh Jari Dewa, Klingkit Kuning dan empat tokoh silat Istana berkepandaian tinggi lainnya.
Di puncak bukit, dt atas batu datar berwarna hitam gosong, Sri Maharaja Mataram Rakai Kayuwangi Dyah Uskapala duduk tak bergerak tengah melakukan tapa. Mata terpejam, dua tangan disilang di atas dada. Tubuh yang dipalut hawa sakti panas pelindung raga mengeluarkan asap ketika bersentuhan dengan udara dingin. Delapan jimat melindungi dirinya dari segala kemungkinan datangnya marabahaya. Perlahan-lahan tubuh itu tampak memancarkan cahaya lalu mulai bergetar. Pertanda ada bahaya mengancam!
Tiba-tiba wutt!
Delapan larik cahaya merah entah dari mana da
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #172 : Empat Mayat Aneh Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Lihat Semangat Kami
Cerita ini hanya fiksi. Terinspirasi dari film “LASKAR PELANGI” sapa tau bisa diangkat jadi film LASKAR PELANGI 2 ya, hahhahaha ( nghayal terus ).
Cerita tentang sekelompok anak yang ingin mengenyam pendidikan. Mirip layaknya cerita laskar pelangi. cerita ini diawali dari susahnya menikmati pendidikan yang layak bagi orang 2 yang tinggal di pedalaman.
Terletak di tepian sebuah perbukitan dan gunung dimana letaknya sangat jauh dari keramaian, dan di kawasan itu ada sekelompok masyarakat yang tinggal disana. Dengan kondisi yang seadanya, jalan yang ada pun hanya jalan setapak yang menghubungkan antar rumah ke rumah dan ke kampung yang agak ramai yang letaknya sekitar 20 km
Banyak generasi muda yang tidak mengenyam pendidikan, bahkan anak2 kecilpun enggan sekolah, bukan salah pemerintah yang tidak mendirikan sekolah disana, tapi memang tempatnya sulit di jangkau, dan tak banyak guru yang mau menjadi pengajar di desa kecil itu karena medan yang ditempuh cukup sulit dan akan menghabiskan biaya yang tidak sedikit mereka bilang, gak cocok sama bayarannya. Mobil saja gak bisa masuk kesana, motor pun harus dengan susah payah mengendarainya. Apakah kita sebagai masyarakat sekitar desa itu, yang memiliki sedikit kelebihan baik itu pendidikan, pengetahuan, ataupun harta kita
... baca selengkapnya di Lihat Semangat Kami Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Kura-kura dan Kuda
Pada zaman dahulu kala hiduplah keluarga kura-kura yg sangat rukun. Akan tetapi banyak di sekeliling mereka yang iri kepada keluarga kura-kura. Suatu hari, Bara si kura-kura ingin pergi mencari makan. Saat di jalan, Bara bertemu dengan Rodi si kuda. “hei kamu! Kura-kura yang lambat, sini kamu!” kata Rodi.
Barapun menghampiri Rodi. “ada apa kuda?” Tanya Bara.
Dengan wajah yang menyeramkan Rodi si kuda pun berkata kepada Bara si kura-kura “kamu mau lewat ke sini kan? Oh, oh, oh, tidak bisa”.
Bara si kura-kurapun terbingung, lalu ia berkata “kenapa tidak boleh? Ini kan jalan umum”.
“kamu melawan yah sama aku!, Kalau begitu kita adu cepat saja gimana?” tantang Rodi.
“baiklah kalau itu maumu kuda!” balas Bara.
Saat perlombaan adu cepat, rodi maupun Bara sudah bersiap-siap. “kalau kau kalah kura-kura, kau akan memberikanku semua hartamu sedangkan kalau engkau menang, aku akan memberimu harataku dan semua makananku” tantang Rodi si kuda.
“priiittttt” suara sempruitan berbunyi yg menandakan bahwa pertandingan sudah di mulai.
Saat pertengahan si Rodi dengan santainya berlali, sedangkan Bara yang tengah berusaha belari cepat. Rodi membuat rencana agar si Bara kalah. Rodi berkali kali membuat jebakan, akan tetapi jebakan itu menimpanya sendiri. Saat menuju garis finish si Rodi membuat rencana lagi yaitu, Rodi memberikan air minum untuk Bara yang berisikan obat tidur. Barapun menolaknya, dan Rodi di s
... baca selengkapnya di Kura-kura dan Kuda Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Experiential Marketing Tukang Ojek
Ini adalah cerita teman lama saya, Beni namanya, yang tinggal di perumahan di pinggiran Jakarta.
Suatu pagi dia keluar rumah dengan mobil untuk mengantar istrinya ke terminal shuttle bus yang menghubungkan perumahan kami dengan sejumlah lokasi strategis di Jakarta. Teman ini sendiri seorang pekerja freelance yang sibuk, tapi selalu menyempatkan diri mengantar anak-anaknya ke sekolah dan istrinya ke terminal, khususnya kalau tidak ada pekerjaan di luar kota atau luar negeri.
Begitu roda mobilnya berputar, dia melihat Irma, tetangganya, baru saja menutup pintu pagar. Tumben berangkat pagi, begitu pikir teman saya. Biasanya Irma berangkat siang. Belum sempat melihat Beni, Irma sudah melambai ke arah tukang ojek yang mangkal di ujung tikungan. Sedetik kemudian, mobil Beni sudah berada di dekat Irma. Esther, istri Beni, langsung heboh berhai-hai dengan Irma. Dan apa yang terjadi?
“Gue nebeng aja ya, ke terminal shuttle bus…” teriaknya. Kemudian dia berteriak kepada si tukang ojek, “Pak, maaf ya… nggak jadi.”
Mobil pun bergerak. Tetapi sekejap kemudian Beni sempat beradu pandang dengan si tukang ojek. Ada rasa kecewa sekaligus rasa jengkel di mata tukang oje
... baca selengkapnya di Experiential Marketing Tukang Ojek Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Sebutir Pasir
Aku adalah sebutir pasir yang menetap di sebuah pantai yang sepi tak berpenghuni, tiada satu pun orang yang datang untuk bermain, memancing di tepian laut atau bersenda gurau dengan ombak yang bergulung–gulung tanpa henti dan belas kasih menerpa, menyeret teman teman serta sanak familiku yang sedang bermain di tepiannya, yang kemudian dihempaskannya mereka ke dasar biru.
Tenggelam. Tak mudah kembali ketepian untuk melaksanakan kewajiban, tugas tugas apalagi untuk mengambil hak hak mereka yang telah hilang bersama mereka. Terseret. Masuk kedalam dunia penuh keindahan dalam kerajaan laut yang abadi sampai lautan itu berubah menjadi api.
Kalian semua dapat mencari aku dengan mudah karena aku adalah sebutir pasir yang berwarna abu abu yang ada diantara pasir putih yang menghampar luas di pinggiran laut yang biru. Tetapi kadang kau bisa jumpai aku di antara pasir hitam.
Sibakkanlah pasir itu maka kau akan menemukanku sedang bercumbu mesra diantara kerang kerang yang terbenam dalam gundukan pasir hitam. Kelam. Seakan melukiskan warna dalam jiwaku, walaupun aku hanya sebutir pasir.
Gemerisik tubuh kami yang saling bersinggungan karena sang angin yang berhembus pelan menyisir pantai. Membe
... baca selengkapnya di Sebutir Pasir Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Wiro Sableng #120 : Kembali Ke Tanah Jawa
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : KEMBALI KE TANAH JAWABAB I
Malam gelap gulita. Tak nampak rembulan tak kelihatan kelipan bintang. Udara dingin menusuk tulang sampai ke sumsum. Hembusan angin laksana menyayat kulit. Suasana sunyi di kawasan bukit-bukit karang sesekali dipecah oleh suara deburan ombak yang datang dari arah Teluk Penanjung – Pangandaran, menghantam kaki bukit karang. Di arah timur, dua bukit karang menjulang tinggi menghitam. Di antara dua batu karang ini terbentang satu jurang dalam gelap gulita. Sesekali terdengar suara aneh seperti ngiang tiupan seruling. Itulah suara angin yang terpesat berputar masuk ke dalam jurang, tenggelam lalu menebar di dasarnya tak mampu bergerak naik kembali.
Di salah satu sisi barat jurang pada kedalaman hanya sekitar dua puluh kaki terdapat bagian dinding jurang mencekung ke dalam membentuk goa seluas hampir 20 kaki persegi. Dari atas jurang goa besar ini tidak kelihatan karena tertutup tubir batu dan semak belukar rimbun. Di pertengahan goa, tenggelam dalam ke
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #120 : Kembali Ke Tanah Jawa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Wiro Sableng #7 : Tiga Setan Darah & Cambuk Api Angin
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
PEMUDA baju biru itu berdiri dengan gagahnya di puncak bukit. Angin dari timur bertiup melambai-lambaikan rambutnya yang gondrong menjela bahu. Sepasang matanya sejak tadi hampir tiada berkesip memandang lekat-lekat ke arah utara di mana berdiri dengan megahnya pintu gerbang Kotaraja.
Sudah hampir setengah hari dia berada di puncak bukit itu. Sudah jemu dan letih matanya memandang terus-terusan ke arah pintu gerbang. Namun manusia-manusia yang ditunggunya belum juga kelihatan muncul. Sebetulnya dia bisa menuruni bukit itu dan langsung memasuki Kotaraja. Tapi dia ingat pesan gurunya, di Kotaraja penuh dengan hulubalang-hulubalang Baginda, bahkan tokoh-tokoh silat kelas satu pentolan-pentolan Istana, banyak orang sakti berilmu tinggi sehingga menyelesaikan perhitungan di dalam Kotaraja sama saja mencemplungkan diri ke dalam jebakan dimana dia tak mungkin lagi akan keluar. Kalaupun ada jalan ke luar maka itu ialah jalan kepada kematian! Dia menunggu lagi. Sekali-sekali dia memandang ke jurusan lain untuk menghilangkan kejemuan dan kelesuan matanya. Kemudian bila dia memandang pada dirinya sendiri, memperhatikan tangan kirinya yang buntung sebatas siku maka disaat itu ingatlah dia akan ucapan gurunya sewaktu dia henda
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #7 : Tiga Setan Darah & Cambuk Api Angin Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Kategori
- Anatomi Fisiologi (11)
- Artikel Kesehatan (24)
- Astronomi (1)
- Info Kesehatan (10)
- Kategori Obat (3)
- Kebidanan (24)
- Kebutuhan Dasar Manusia (9)
- Kesehatan (9)
- Kesehatan Wanita (11)
- KESPRO Pria (13)
- Kumpulan ASKEB (1)
- Kumpulan Satuan Penyuluhan (1)
- Kumpulan Software (3)
- Manajemen (3)
- Penyakit dan Diagnosa (14)
- Penyakit Kelamin (1)
- Penyakit Mata (1)
- Pertolongan pertama (1)
- Protap Pelayanan di Unit Gawat Darurat (UGD) (3)
- Seksualitas (3)
- SKRIPSI (1)
- Sterillisasi (3)
- Tanaman Obat dan Khasiat Buah (57)
- Video (3)